Museum Simalungun berdiri megah di Jalan Sudirman No. 20, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Sebagai pusat pelestarian peninggalan budaya Batak Simalungun, museum yang kini berstatus cagar budaya ini menyimpan ratusan artefak bersejarah yang menggambarkan kekayaan tradisi dan kehidupan masyarakat Simalungun.

Sejarah Pendirian

Cikal bakal Museum Simalungun bermula dari pertemuan Harungguan pada 14 Januari 1937 yang dihadiri oleh tujuh Raja-raja Simalungun (Marpitu Simalungun), kepala distrik, Tungkat, tokoh masyarakat, dan pejabat pemerintah.

Inspirasi pendirian museum ini muncul setelah G.L. Tichelman, seorang kontrolir di Simalungun, membaca disertasi Dr. ANJ Th. a Th. van der Hoop berjudul “Megalitich Remains in South Sumatera” pada tahun 1932.

Pembangunan bangunan museum dimulai pada April 1939 dan selesai pada Desember tahun yang sama dengan biaya 1.650 gulden.

Awalnya dikenal sebagai Rumah Pusaka Simalungun, museum ini diresmikan dengan upacara adat Simalungun pada 30 April 1940. Lokasi strategis museum menjadikannya mudah diakses oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Arsitektur Unik

Museum Simalungun memiliki keunikan arsitektur yang mencerminkan rumah adat Simalungun. Ciri khas yang paling menonjol adalah struktur atapnya yang menyerupai kepala kerbau lengkap dengan tanduknya, mencerminkan arsitektur asli rumah tradisional Simalungun.

Di pintu masuk museum, pengunjung disambut oleh patung-patung batu termasuk Pangulu Balang yang berfungsi sebagai penjaga. Terdapat juga patung Catur Raja Nagur di sisi kanan gerbang dan patung gajah Raja Dolok Silou di sisi kiri.

Dinding depan museum dihiasi dengan sepuluh ukiran kayu wajah manusia yang disebut “bohi-bohi”, terdiri dari delapan ukiran kecil dan dua ukiran besar. Ukiran ini melambangkan sambutan kepada tamu dan berfungsi sebagai penjaga simbolis museum.

Koleksi Berharga

Museum Simalungun menyimpan peninggalan sejarah berupa koleksi benda bersejarah yang berjumlah sekitar 975 buah. Koleksi-koleksi ini dipamerkan dalam lemari kaca berukir kayu di lantai dua museum. Beberapa kategori koleksi meliputi:

• Etnografika: peralatan rumah tangga dan perkakas
• Keramikologis: porselin buatan China, Belanda, dan Spanyol
• Numismatika: mata uang kuno
• Naskah kuno: terbuat dari raut kayu alim dan bambu anyam
• Koleksi arkeologi: berbagai arca termasuk patung batu Silapalapa dari zaman megalitik
• Kerajinan tangan: ornamen yang terbuat dari kayu

Koleksi lain yang tidak kalah menarik meliputi Pustaha Laklak (naskah kuno yang berisi ilmu astrologi Batak), peralatan dapur, peralatan makan, peralatan tenun, perhiasan emas dan perak, serta koin kuno.

Museum juga menyimpan berbagai ramuan obat tradisional Simalungun yang menunjukkan kearifan lokal dalam pengobatan.

Beberapa ramuan tersebut masih digunakan hingga kini oleh masyarakat setempat untuk mengobati berbagai penyakit.

Pengelolaan dan Renovasi

Sejak 7 Juni 1955, museum ini dikelola oleh Yayasan Museum Simalungun yang didirikan pada 27 September 1954. Pendanaan museum berasal dari sumbangan pengunjung dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Simalungun dan Pemerintah Kota Pematangsiantar.

Sepanjang sejarahnya, museum telah mengalami dua kali renovasi:

1. Pertama pada tahun 1968 di masa pemerintahan Bupati Radjamin Purba, dengan tetap mempertahankan struktur kayu aslinya
2. Kedua pada tahun 1982 di masa pemerintahan Bupati Letkol (purn) JP. Silitonga

Informasi Kunjungan

Museum buka Senin hingga Sabtu dari pukul 10:00 hingga 16:00 WIB. Fasilitas yang tersedia untuk pengunjung meliputi:

• Area parkir
• Toilet umum
• Warung makan
• Pemandu wisata
• Pusat informasi

Rute Perjalanan ke Museum Simalungun

Lokasi museum sangat strategis karena berada di pusat kota dan dekat dengan Stasiun Siantar serta beberapa spot wisata lainnya seperti Museum Zoologi dan Tugu Becak. Anda dapat menempuhnya dengan beberapa cara.

Rute dari Medan

Jika Anda berangkat dari Medan, berikut adalah pilihan transportasi yang dapat digunakan:

• Kendaraan Pribadi: Perjalanan memakan waktu sekitar 3-4 jam
• Kereta Api: Anda bisa naik kereta dengan tujuan langsung ke Stasiun Siantar dengan waktu tempuh sekitar 3 jam
• Rental Mobil dari Rentalcarmedan: Tersedia beberapa pilihan kendaraan dengan supir berpengalaman:
  • Toyota Innova Zenix: Rp 850.000/14 jam (tipe G/V) atau Rp 1.200.000/14 jam (Captain seat)
  • Toyota Avanza: Tersedia dengan harga mulai dari Rp 700.000 dengan supir dan BBM
  • Toyota Fortuner: Tersedia untuk perjalanan dalam dan luar kota

Semua harga rental mobil dari Rentalcarmedan sudah termasuk biaya mobil, supir, dan BBM.

Rute Lokal di Pematang Siantar

Setelah tiba di Stasiun Siantar, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke museum dengan:

• Transportasi Umum: Tersedia berbagai pilihan angkutan umum dari stasiun
• Ojek Online: Alternatif praktis untuk mencapai museum
• Berjalan Kaki: Jika Anda menginap di hotel sekitar pusat kota

Untuk rute spesifik dari Stasiun Siantar ke museum, Anda dapat mengikuti jalur ini:

1. Dari Stasiun Siantar, ambil rute melalui Jalan Kartini
2. Kemudian berbelok menuju Jalan W.R. Supratman
3. Lanjutkan lurus menuju Jalan Jenderal Sudirman

Museum Simalungun terus menjadi destinasi populer untuk kunjungan pendidikan dan wisatawan yang tertarik mempelajari sejarah dan budaya masyarakat Simalungun, menawarkan gambaran tentang warisan kaya etnis Sumatera Utara ini.

Pengunjung juga dapat mempelajari obat tradisional Simalungun yang dipamerkan dalam bentuk bahan mentah maupun dokumentasi penggunaannya.